IJP Purn Sisno Adiwinoto Pengamat Kepolisian, Apresiasi Polri Terkait Pengamanan Pilkada Seluruh Indonesia
Jakarta, PORNUS – IJP Purn Sisno Adiwinoto Pengamat Kepolisian yang juga ketua penasehat Kapolri menjelaskan terhadap warna merupakan sarana komunikasi yang menyampaikan citra tertentu kepada publik, Warna Seragam Polri adalah Warna Coklat, yang memiliki makna filosofis dalam melambangkan tanah kemakmuran dan pijakan manusia.
Menurut Sisno Adiwinoto, warna Seragam Cokelat juga menggambarkan, kedekatan dengan alam dan masyarakat, serta menonjolkan nilai kebersamaan kehangatan dan kejujuran. Warna ini juga menciptakan persepsi stabilitas dan keanggunan serta menambah rasa percaya dan respek dari masyarakat, 29 November 2029.
“Betapa Indahnya Warna Cokelat, namun ada yang menyalah artikan, dengan adanya tudingan rumor “Partai Cokelat (ParCok)”, walaupun tidak perlu ditanggapi, tapi “dalam internal kita sesama warga negara”, tidak ada salahnya sedikit kita ulas, karena tentu kita turut prihatin atas keadaan yang membuat para pihak tidak merasa nyaman.
Yang dimaksudkan “rumor ParCok” tidak perlu diklarifikasi ke publik, karena tidak ada gunanya, sebab bila semakin membela diri atas tudingan (apalagi rumor) biasanya akan semakin menjadi-jadi. Belum ada ilmu (yang saya kuasai ), yang secara baik dapat meredam persepsi publik atau opini publik dan atau tudingan rumor atau stigma yang tidak pas untuk dapat dicegah atau diminimalisir.
Pengamatan kami, bahwa Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo sudah berkali-kali bicara Netralitas Polri di setiap kesempatan, namun setiap tahun politik Polri selalu jadi bulan-bulanan. Juga diserang oleh kelompok politik, kalau tidak mau berpihak ke mereka disebut “ParCok” dan kalau berpihak tidak dianggap “ParCok” Polri adalah Abdi Negara yang diberi tanggungjawab menjaga dan memelihara stabilitas keamanan.
Selama ini Polri fokus kerja untuk mengamankan Pilpres dan Pilkada, hal ini agar bisa berjalan aman, tertib , lancar dan damai. Selama ini polri adalah institusi negara dan bukan partai, dan yang bisa masuk politik praktis hanya yang sudah purnawirawan atau yang mundur dari dinas Polri.
Diharapkan semua pihak lebih baik sama-sama berbuat kebaikan untuk negara dan bangsa, hal itu jauh lebih baik daripada ikut kelompok “mereka” yang selalu menyerang dan bicara negatif tentang Polri.
Kalau tidak bisa ikut menjaga negara, jangan malah memperkeruh situasi yang ada. Bahwa tudingan rumor atau stigma “ParCok” itu memang menyakitkan, apalagi langsung di-amini oleh bebagai kalangan khususnya bagi “mereka yang merasa kecewa” dengan kondisi sekarang ini.
Namun kita patut bersyukur dan memberikan apresiasi kepada Polri, bahwa Pengamanan Pilkada diseluruh Indonesia berlangsung aman,tertib dan lancar. Biarlah yang mersa kecewa mencari kambing hitam atas kekecewaannya, termasuk dengan mengkambing hitamkan Polri. Bagi Polri yang penting perlu terus melakukan konsolidasi dan memperkuat pengamanan internal, bagi kita semua perlu introspeksi dan pembenahan diri masing-masing.
Ditambah Mohamad Rohim yang penggiat lingkungan mata tunas 17 mengatakan, Pernyataan Kapolri untuk netral dalam Pilkada sudah tidak di ragukan lagi karena di setiap kegiatan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo selalu menghimbau terhadap jajarannya untuk selalu netral.
” Jika ada pihak-pihak yang menyerang terhadap Kapolri terkait kenetralannya itu tidak benar dan sangat meresahkan, kami berharap tidak ada pihak-pihak yang mengganggu polri karena kami masyarakat cinta polri.
Masih dikatakan Rohim yang juga ketua relawan gerak 08 Banten, akan menjadi garda paling depan jika ada yang mengganggu polri yang rakyat Indonesia cintai, kinerja polri saat ini sudah sangat baik itu harus kita dukung dan jaga bersama agar polri selalu di cintai rakyat Indonesia.