Yayasan Aing Tangerang Gelar Dialog Pelestarian Budaya Bahasa AING TANGERANG

Yayasan Aing Tangerang Gelar Dialog Pelestarian Budaya Bahasa AING TANGERANG

Smallest Font
Largest Font

PORNUS, TANGERANG- Yayasan Aing Tangerang menggelar acara Cacahan Nyampe Beres (Capres) dialog pelestarian budaya bahasa AING TANGERANG dengan tema “Kumaha Carana Ngawauhkeun Bahasa Sunda Tangerang Ka Jalema Loba Sahenteuna, Ka Anak Incu Arurang” berlangsung di Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Technicrat Kelurahan Kadu Agung, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Minggu (28/1/2024).

Dalam sebuah dialog tersebut kata ‘AING’ merupakan bahasa adiluhung, bahasa sakral, bahkan bahasa aing biasa digunakan oleh Raja, “Harus dibiasakeun ulah kaku kitu,” kata penasehat Aing Tangerang H. Jalal.

Setatus sosial dan intelektualitas seseorang itu bukan dilihat dari bahasa yang digunakan. Kerap kali karena penggunaan kata AING dicap kasar dan amoral, karena tidak melihat dari sisi sejarah, Budaya serta makna yang terkandung didalamnya. “Sunda Tangerang bangki, unik jadi harus terus dilestarikan,” tukasnya.

Disaat yang sama, Dr. Ratna Sari Dewi Wattimena seorang Peneliti Budaya Bahasa Sunda Tangerang yang berkesempatan menjadi pembicara dalam acara tersebut menilai keberadaan Yayasan Aing Tangerang menjadi wadah pelestari budaya warisan leluhur khususnya bahasa sunda tangerang.

“Saya melihat sebagai bebagai suatu wadah kebangkitan dari masyarakat yang mana publik harus sadar bahasa itu identitas diri,” kata Dr. Ratna Sari Dewi Wattimena.

“Yayasan Aing Tangerang disini menjadi suatu sosok perwakilan masyarakat tangerang agar seluruh kebudayaan yang khususnya itu bahasa menjadi penggerak untuk kesadaran terhadap masyarakat terkait pelestarian bahasa itu sendiri,” tambahnya.

Dikatakan Dr. Ratna Sari Dewi Wattimena, upaya melestarikan bahasa itu sangat penting karena selain identitas diri juga cerminan budaya di dalam suatu bangsa.

“Ibaratnya dimana bumi dipijak dan langit dijunjung, bahwa mengidentifikasikan kita menjadi warga negara yang baik, kita sebagai pewaris leluhur ikut peduli melestarikan bahasa ini,” jelasnya.

Kebanggaan tersendiri bagi Dr. Ratna Sari Dewi Wattimena berkesempatan berkumpul dan berdialog ditengah-tengah para pelestari budaya bahasa dengan penuh keakraban.

“Saya sangat bangga sekali dalam kesempatan ini bisa bertemu langsung bertatap muka dengan para tim inti atau pengurus yang saya lihat selama dua jam disini adalah kebersamaan kekompakkan dan juga solidaritas yang menurut saya ini sesuatu yang luar biasa,” ungkapnya.

“Saya berharap hal ini harus terus dipupuk dan dijaga untuk kemudian ditularkan kepada para pengikutnya yang lain, dan tentunya aing tangerang harus semakin jaya,” tukas Dr. Ratna Dewi Sari Wattimena penyusun S3 tentang makna Aing di Yayasan Aing Tangerang dan berhasil mendapatkan gelar Doktor Ilmu Komunikasi di Universitas Pasca Sarjana Sahid Jakarta.

(Adi)

Portalnusantara.id
Daisy Floren
Daisy Floren
PORNUS Author